Si Midun Chating ke Faskes, Kolaborasi Dukun Kampung dan Bidan Turunkan Risiko Kematian Ibu

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan stunting di Kabupaten Hulu Sungai Selatan membuat pemerintah setempat menghadirkan inovasi Si Midun Chating ke Faskes. Inovasi ini merupakan kerja sama antara dukun kampung (DK) dan bidan untuk mengedukasi masyarakat, terutama dalam hal persalinan dan risiko stunting ke fasilitas kesehatan. 

Inovasi ini merupakan pengembangan dari Si Midun ke Faskes, yakni Strategi Kemitraan Dukun Kampung dan Bidan Merujuk Ibu Bersalin ke Fasilitas Kesehatan yang diciptakan pada 2012. Inovasi ini berhasil meraih Top 35 Inovasi Pelayanan Publik di tahun 2016 karena meningkatnya angka persalinan di fasilitas kesehatan berkat rujukan dari para DK yang masih kerap dipercaya masyarakat untuk melakukan persalinan dan tersebar di tiap kecamatan. 

"Si Midun ke Faskes telah dikembangkan jadi Si Midun Chating ke Faskes. Kalau dulu DK berperan untuk merujuk ibu hamil ke faskes, kini perannya ditambah dengan memberikan informasi gizi ke ibu hamil untuk pencegahan stunting," ujar Bupati Hulu Sungai Selatan Achmad Fikry saat wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), beberapa waktu lalu. 

Untuk diketahui, adanya inovasi Si Midun Chating ke Faskes ini telah menurunkan angka kematian ibu yang pada 2012 mencapai 12 orang, menjadi 3 orang di tahun 2019. Tidak hanya itu, angka stunting yang semula berjumlah 1.400 balita pada tahun 2018, telah menurun menjadi 807 balita di tahun 2019. 

Kerja sama DK dan bidan ini tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang diketahui oleh Kepala Desa. Sehingga, para DK akan mendapat insentif setiap kali merujuk ibu bersalin ke fasilitas kesehatan.

"Dengan begitu, DK tidak kehilangan mata pencaharian dan tetap mendapatkan penghasilan atas jasa DK tersebut," imbuh Achmad. 

Tidak hanya itu, DK juga berperan untuk memberikan informasi asupan gizi seimbang pada ibu hamil melalui Kantong Cegah Stunting. Kantong Cegah Stunting sendiri didesain dengan gambar berwarna untuk memudahkan masyarakat dalam memahami isinya. Setelahnya, bidan bertugas untuk melanjutkan sosialisasi dengan menjelaskan isi Kantong Cegah Stunting tersebut dengan mendatangi rumah masyarakat. 

Bentuk apresiasi kepada DK tidak hanya ditunjukkan melalui insentif. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga memberikan beasiswa khususnya kepada keturunan keluarga DK untuk disekolahkan dan dikembalikan ke tempat asalnya. 

Inovasi ini membuktikan bahwa kerja sama antara pemerintah dan kearifan lokal masyarakat setempat yang telah menjadi tradisi, ternyata dapat membuahkan hasil yang lebih baik jika diberdayakan dengan baik pula. "Para DK dan bidan dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman melalui pembinaan," pungkas Achmad. (p/ab)